1995-2005, Birokrasi Kabupaten Solok Tanpa Blok dan Banjir Prestasi

Bukan orang Solok namanya, jika tak kenal mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI di era Kepemimpinan Presiden SBY. Dialah Gamawan Fauzi. GF begitu namanya disingkat dikenang umpama pahlawan, bahkan "Dewa" masyarakat Kabupaten Solok. Tukang becak, petani sawah, ladang, si gembala sapi hingga kalangan elit kenal dengan sosok pria berkumis tebal itu.
Tak heran, tiap kali agenda kegiatan di Kabupaten yang dihadiri Gamawan selalu berujung lama. Toh, usai acara ditutup, GF dibuat seperti selebrity. Tua, muda berdesakan minta di fhoto bersama putra Alahanpanjang itu. Begitu juga suasana tadi malam, Senin (9/11), usai peluncuran buku Gamawan Fauzi berjudul "Sepenggal Pengalaman Dalam Pemerintahan" di Guest House Pemkab Solok, Arosuka. Saking antusiasnya masyarakat, Gamawan harus bertolak dari Rumah Dinas itu sekitar pukul 01.15 Wib dini hari, (10/11).
Kedatangan suami Ny Vita Nova ini memang betul-betul dinanti masyarakat. Terbukti, meski agenda peluncuran buku sejatinya dilangsungkan pukul 20.30 Wib, namun, selepas magrib ratusan undangan sudah datang memadati belataran rumah Dinas yang kini ditempati Penjabat (Pj) Bupati Solok, Devi Kurnia.
14 Camat, 74 Wali Nagari, Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN), niniak-mamak tokoh adat, tokoh agama, bundo kanduang, mantan-mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengabdi dikala Gamawan menjadi Bupati Solok begitu rindu menanti mantan Bupati seabrek prestrasi itu.
Begitu juga dikalangan elit politik, Anggota DPD RI, Nofi Candra, Pj Bupati Solok, Devi Kurnia, Sekda M Shaleh, mantan Wakil Bupati Gamawan, Prof Elfi Syahlan Bhen, Ketua DPRD Hardinalis Kobal, Wakill Ketua DPRD Septrismen dan Yondri Samin. Turut hadir kandidat Bupati Desra Ediwan dan kandidat Wakil Bupati pasangan Gusmal, Yulfadri Nurdin.
Puluhan pejabat dilingkup Pemerintahan Kabupaten Solok. Ada puluhan juga pejabatr dari daerah luar yang dulu pernah mengabdi di era Gamawan menjadi Bupati, salah satunya Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang, Dr Desmon. Serta banyak lago tokoh-tokoh lain yang turut menanti paparan Gamawan. Dikalangan jurnalis, peluncuran buku ini juga dihadiri ketua PWI Sumbar, Basril Basar, Eko Yance dan beberapa wartawan senior lainnya.
Peluncuran buku yang ditulis Rusmel Dt Sati, Taufik Effendi dan Waitlen itu umpama ajang "curahan hati" Gamawan dan orang-orang yang mengenalnya sejak lama. Bahkan, Basri Basar dalam testimoninya menyebut, Gamawan itu seperti buku berjalan. Difikirannya, selalu ada ide, kerja dan terobosan.
"GF itu mutiara dari Kabupaten Solok juga dari Sumbar untuk Nasional. Beliau pekerja keras, makanya dengan lahirnya buku perjalanan beliau selama 10 Tahun menjadi Bupati Solok, generasi penerus dapat mendalami pemikirannya. Serta, menjadi motifasi untuk masa mendatang," sebut BB menyampaikan pandangannya terhadap sosok Gamawan Fauzi.
Mantan Sekda Kabupaten Solok ketika GF menjadi Bupati Tahun 1998, Syafril Chatib mengatakan, Bupati Gamawan adalah sosok pemimpin yang tidak mau mengambillkan keputusan langsung tanpa mengedepankan dan memusyawarahkan pada bawahannya. Intinya, menentukan keputusan untuk setiap tindakan, GF terlebih dahulu mendiskusikannya. Tak hanya dengan Sekda, hingga setingkat jabatan Kasipin ikut terlibat.
"Pak Gamawan selalu menekankan, dalam penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan, Pegawai diwajibkan bekerja jujur dan tidak melanggar undang-undang," katanya.
Mendengar curhat dan celotehan tentang dirinya semasa menjadi Bupati, Gamawan yang mengenakan baju kuning ke emas-emasan tampak senyum-senyum kecil menatap mantan Sekda yang sudah berusia lanjut itu di podium sembari kelihatan sesekali berbisik pada Pj Bupati Devi Kurnia yang duduk disebelahnya.
Lain halnya dengan Pj Bupati Solok, Devi Kurnia. Sebelum bercerita pengalaman tentang sosok Komandannya belasan Tahun itu, Devi membuka kata dengan nada-nada tendensius dan terkesan agak marah. Tentu bukan tanpa sebab, ini dipicu isu diluaran yang menyebutkan peluncuran buku Gamawan ini merupakan "wadah" politik untuk memenangkan salah satu Kandidat Bupati Solok periode 2016-2021.
"Ini agenda resmi Pemerintah Daerah. Buku pak Gamawan ini sebagai bukti sejarah Kabupaten Solok yang menjadi program bagian Arsip dan Perpustakaan. Bukan ajang politik dan tidak untuk memanfaatkan moment," tegas Devi dengan nada memanas.
Devi menilai, tidak masuk akal orang-orang yang menduga kegiatan ini adalah ajang politik. Hal ini dibuktikan Devi dengan mewajibkan seluruh Kepala SKPD hadir tanpa boleh diwakilkan. Sebab, mengenang Pemerintahan Gamawan itu menjadi salah satu jalan merajut kembali silaturahmi erat sesama birokrat Kabupaten Solok yang pernah tercipta dari Tahun 1995 hingga Tahun 2005 silam bersama GF.
Devi menyebutkan, di era Gamawan menjadi Bupati Solok, tubuh birokrasi Kabupaten ini tidak terpecah-belah. Dengan kata lain, tiada gerbong almamater, karena sebagai Pegawai, pundaknya sudah dikunci untuk pengabdian kepada masyarakat. "Dulu, tidak ada kelompok IPDN-Non IPDN. Bahkan, lulusan Hukum Unand yang satu almamater dengan pak Gamawan juga tidak di istimewakan. Semuanya dinilai dari kinerja, bukan kedekatan dan tidak ada blok. Semuanya bersatu dalam keakraban, itu sejarah paling manis kala itu," tutur Ipung yang secara tidak langsung menyindir kondisi birokrasi Pejabat saat ini.
Senada dengan paparan Mantan Sekda, Devi Kurnia menyebutkan, Gamawan merupakan sosok pemimpin transpormatif. Dia melibatkan semua unsur dan tidak serta-merta memaksakan gagasan dan visinya pada bawahan sebelum mendiskusikan terlebih dahulu. Alhasil, di era itu, ada 52 Kabupaten belajar ke Kabupaten Solok. Kabupaten ini juga yang menjadi pelopor pelayan prima tingkat Nasional.
"Ini seharusnya menjadi motifasi para pejabat saat ini untuk merebut kembali kejayaan Kabupaten Solok," katanya.
Ipung sendiri yang sudah menjadi bawahan Gamawan dari Bupati hingga menjabat Gubernur sudah menganggap GF seperti kakak dan orangtua sendiri. Hal terindah yang tidak bisa dilupakan Ipung adalah ketika dia selalu mendapat THR dari Gamawan setiap lebaran. Itu sudah berlangsung sejak Ipung masih menjadi Kabag Hukum di Kabupaten Solok.
"Ini yang belum saya temukan jawabannya dari beliau. Apa karena kasihan atau bagaimana. Sejak saya jadi Kabag Hukum beliau Beliau Bupati, hingga pensiun jadi Menteri saya selalu dapat THR, 2 juta isinya. Saat memberikan, beliau selalu menegaskan, ini uang halal pung. Hasil saya menjadi narasumber," kenang Ipung sembari tertawa lepas disambut tepuk tangan ratusan pengunjung.
Gamawan Fauzi dalam sambutannya mengatakan, jika dia tidak pernah berfikir akan jadi dan seperti ini saat ini. Dia menilai, capaiannya hingga usia ke-58 ini adalah diluar mimpinya sendiri. "Dulu, saat masih jadi staf di Kantor Gubernur, senior saya berpesan, kalau kamu mencari uang, kamu tidak dapat apa-apa. Tapi, jika kamu mengejar ilmu dan karir, kamu bisa dapat semuanya, kepemimpinan itu mental," tutur ayah Tiga orang anak ini sembari memberi senyum khasnya pada ratusan undangan yang menanti paparannya itu.
Dalam hidup, lanjut Gamawan, manusia perlu belajar dari kelebihan setiap orang. Sebab, semua orang memiliki kelebihan dan ada kekurangan. Begitu juga Pemimpin, semuanya punya kelebihan, sebaliknya juga ada kekurangan. "Di situlah letak keadilan Tuhan. Belajarlah menghormati setiap orang yang dijumpai. Apalagi kalau jadi Pemimpin, jadilah yang dirindukan rakyat karena perbuatan dan perjuangannya untuk masyarakat. Jangan sampai menjadi Pemimpin tanpa meninggalkan kesan apa-apa," papar putra ke-8 dari 15 orang bersaudara itu.

Jangan Berhenti Bermimpi, Berfikirlah di Luar Kotak

Gamawan mengatakan, jauh sebelum istilah Pakta Integritas ini populer di Nasional, Kabupaten Solok sudah melakukannya dan menjadi pencetus pertama dikala dia menjadi Bupati. Begitu juga dengan program pelayanan satu pintu, Kabupaten Solok juga menjadi pelopor pelayanan tersebut. "Siapa berfikir kecil, dia jadi kecil, siapa yang berfikir besar, dia akan besar. Sukses itu Kabupaten Solok, bukan saya. Sebab saya bersama-sama dengan orang-orang yang betul punya tujuan ikhlas membesarkan Kabupaten Solok dulu," katanya.
Terkait Pilkada serentak 9 Desember mendatang, Gamawan menghimbau Tiga Paslonbup untuk berkampanye dengan santun. Dia menekankan agar ajang pemilihan Pemimpin Kabupaten Solok 5 Tahun mendatang ini betu-betul terselenggara dengan baik tanpa ada benturan dan tindakan tercela. "Seribu kali kampanyepun, kalau Allah berkehendak kalah, ya kalah juga. Jadi, jangan sampai Pilkada ini memecah kita. Kita bersaudara, tujuan sama untuk memajukan Kabupaten Solok," sebut Gamawan.
Kini, di usianya yang genap menginjak 58 Tahun tepat tanggal 9 November itu, Gamawan memutuskan untuk berhenti menjadi pejabat. Dia mengatakan, 20 Tahun lamanya menjadi pejabat Negara, sudah cukup rasanya. Bukan karena tiada tawaran, usai menjabat Menteri, Gamawan pernah ditawarkan menjadi Pengurus Partai di tingkat Pusat. Pernah juga ditawarkan menjadi Dirut dan Komisaris BUMN. Namun, ditolak, dengan alasan ingin pensiun. "Semua ada awal dan akhir. Sekaranglah waktunya saya untuk mengakhiri karir untuk menjadi Pejabat," imbuhnya.
Saat ini, ada sekitar 3.000 buku diletakkan Gamawan di pustaka Masjid Ummy yang dibangunnya di kampung tercinta Alahanpanjang. Gamawan ingin di sisa-sia usia yang masih diberikan Allah akan dipergunakan untuk beribadah.
Disamping itu, Gamawan tak lupa berpesan pada Birokrasi dan Pemimpin Solok di masa mendatang. Dia menegaskan, jika ingin maju, berfikirlah diluar otak. Kesalahan di birokrasi saat ini adalah membiasakan diri untuk bekerja dari dulu hingga sekarang dengan cara yang sama. "Lahirkanlah terus ide-ide, jangan berhenti bermimpi," ucap GF memotifasi.
Begitu juga untuk tokoh adat dan niniak-mamak di Kabupaten Solok, agar lebih memikirkan proses penerapan kembali penanaman nilai-nilai adat pada generasi muda. "Jangan sampai adat sebatas pituah. Kita bisa hebat, jika kita mau hebat," katanya.
Akhir kegiatan, sekitar pukul 23.30 Wib, Gamawan dikejutkan surprize dari Pemkab Solok yang memberikan kue Ulang Tahun ke-58 untuk putra terbaik Kabupaten Solok itu sembari dihantar ratusan tepuk tangan pengunjung Guest House.

Sejarah Untuk Generasi, Pesan Bagi Pemimpin Kabupaten Solok Selanjutnya

Di sisi lain, buku Gamawan berjudul "Sepenggal Pengalaman Dalam Pemerintahan ini membahas jejak Kepemimpinan Gamawan Fauzi selama menjabat Bupati Solok Periode Tahun 1995-2000 dan Tahun 2000-2005. Isu 259 lembar buku itu menguak fakta keberhasilan seorang Gamawan Fauzi yang pernah mendapat penghargaan Bung Hatta Award Tahun 2004 itu dalam memimpin Kabupaten Solok.
Salah seorang penulis buku ini yang Ketua PWI Kabupaten Solok, Rusmel Dt Sati mengatakan, buku ini ditulis seperti air, mengalir begitu saja. Tidak ada pujian berlebih, namun betul-betul karya nyata terobosan Gamawan Fauzi. "Beliau lahir dari bawah, dari staf sampai Bupati, Gubernur, hingga dipercaya menjadi Mendagri. Di kesemua posisi jabatannya, beliau selalu melahirkan ide-ide berkualitas," sebut niniak-mamak Nagari Salayo ini di sela-sela akhir penutupan peluncuran buku Gamawan.
Di buku ini, dituliskan bagaimana perjuangan seorang Gamawan menerebasa keterisoliran di Kabupaten Solok, dia membangun program yang tidak biasa. Seperti pemindahan Pusat Pemerintahan Kabupaten Solok, juga pemekaran daerah Solok Selatan. "Beliau Pemimpin berintegritas dan bukan sekedar kualitas," papar Rusmel yang didampingi penulis buku Gamawan lainnya Taufik Effendi dan Waitlen.
Dibukukannya pengalaman dan prestasi Gamawan selama 10 Tahun menjadi Bupati Solok ini akan menjadi bukti sejarah bagi generasi muda. Serta, dari buku ini Pemimpin Solok kedepan dapat belajar, bagaimana seorang Gamawan Fauzi yang bekerja di luar otak dapat menghasilkan program bermanfaat. Sehingga, gagasan-gagasan tidak sebatas angan dan wacana belaka.
"Ini sejarah untuk generasi, dan pesan untuk Pemimpin Solok kedepan," tutupnya.